Kegiatan pembukaan diawali dengan penyambutan para tamu khususnya Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM.Cap, sebagai Uskup Sintang, dan Lazarus M.Sos. Anggota DPR, Ketua Komisi V, proses penyambutan menggunakan adat dayak Desa. Selesai ritual penyambutan, para tamu undangan dan warga paroki Pandan melaksanakan Misa Pembukaan Gawai yang dipimpin oleh Mgr. Samuel Oton Sidin OFM. Cap didampingi sejumlah imam dan diakon.
Dalam homilinya Bapa Uskup menyinggung kebudayaan lokal yakni kebudayaan Dayak, khususnya gawai sebagai penanda bahwa orang Dayak masih eksis (ada). Sebagai orang yang memiliki kebudayaan sekaligus sebagai orang Katolik, ada bagian kebudayaan Dayak semestinya diperbarui dengan memilih nilai-nilai kebudayaan yang baik. Kebudayaan tersebut diperbarui seturut nilai Kristiani. Beliau mengingatkan bagaimana St. Paulus mengubah kebudayaan pada zamannya sehingga memiliki nilai Kristiani. Sebagai orang Dayak yang beriman Katolik dan juga bernegara, Mgr. Samuel OFM.Cap mengajak umat untuk menjadi 100% Dayak, 100% Katolik dan 100% Indonesia.
Dalam sambutannya, Lazarus mengungkapkan bagaimana gawai menjadi ajang silahturami antara warga dayak dan juga para pendatang. Beliau juga mengingatkan bagaimana orang Dayak bersaing bukan hanya dengan sesama orang Dayak tetapi juga non Dayak. Kebiasaan minum dan mabuk perlu diperhatikan agar dilakukan pada saat gawai bukan pada saat kehidupan sehari-hari.
Kegiatan pembukaan Gawai di Paroki Pandan juga turut menampilkan pertunjukkan kebudayaan dari masing-masing stasi di Paroki Pandan. Paroki Keluarga Kudus Pandan sendiri memiliki 18 stasi yang tersebar di beberapa desa.
Link Video Misa Pembukkan Gawai Dayak di Paroki Pandan
0 komentar:
Posting Komentar